Bakunjangan.
Setelah beberapa bulan WFH (work from home), BDH (belajar di rumah) dan
PDR (pusing di rumah terus), akhirnya punya kesempatan berakhir pekan di
gunung. Memanfaatkan libur Sabtu, Ahad dan Seninnya pas tanggal merah 17 Agustus 2020, hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia, merdeka…
Lokasi akhir pekan yang terpilih adalah Bukit Birah (bagi penduduk setempat, orang Banjar, Gunung Birah atau Bukit Birah sama saja). Bukit Birah terletak
di Desa Kandangan Lama Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut
Propinsi Kalimantan Selatan, lokasi wisata yang sudah lama ada hanya
sayangnya kurang informasi lokasi yang tepat sehingga beberapa kali mau
kesana bingun kemana arahnya. Ternyata lokasi tersebut mudah dicari.
Bagi sodara yang mau ke Bukit Birah cukup buka Google Maps ketik aja “Kandangan Lama” maka lokasi tersebut sudah mudah dituju, atau bagi yang sudah tahu jalan menuju Pantai Batakan, maka lokasinya beberapa km sebelum pantai tersebut. Dari Banjarmasin kurang lebih sejauh 105 km atau 2,5 jam perjalanan normal.
Sekitar 1 km dan 1/2 km sebelum sampai
sudah ada papan petunjuk di kanan dan kiri jalan. Di sebelah kiri jalan
besar tersebut carilah Balai Desa Kandangan Lama, maka tepat di depan Balai Desa tersebut ada jalan masuk (simpang 3) menuju lokasi wisata Bukit Birah,
tinggal lurus sampai ujung, sodara akan disambut oleh pengelola yang
ramah-ramah, siap-siap ditembak di kepala menggunakan termometer,
setelah parkir kendaraan, sodara harus cuci tangan pakai sabun lalu
lapor/registrasi, catat nama, alamat, nomor hape, nomor plat kendaraan,
simpel aja. Jangan lupa bayar tiket masuk Rp 15.000 per orang dan parkir roda 2 Rp 10.000 per buah.
Kalo mau ke wc sudah disediakan
fasilitasnya, sangat bersih dengan air yang melimpah. Bagi yang belum
sempat sholat karena perjalanan jauh juga ada mushalla
disediakan pengelola, luar biasa (layak dapat 5 bintang). Pengelola
wisata juga memberi kita kantongan plastik untuk membawa turun semua
sampah kita masing-masing. Dari tempat parkir kita akan diantar naik
semacam gerobak sapi tapi ditarik hand tractor,
menuju kaki bukit sekitar 500 meter, sebuah pengalaman menarik bagi
anak kota yang belum pernah megang traktor atau naik gerobak sapi, mantap cuy.
Kita juga dikasih tahu nomor wa pengelola
kalau sewaktu-waktu ada kendala selama disana (sinyal seluler bagus)
serta tersedia papan baliho berisi peta rute menuju puncak, ada jalan
bercabang, jalur extreme (nanjak terus dan lurus) dan ada jalur fun
(agak landai dan berkelok, ada sungai kecil, hutan dan padang ilalang),
tinggal pilih sesuai selera dan tentu saja sesuai stamina. Sebelum
sampai puncak sekitar 200 meter terdapat wc dan kran pengisian air
bersih sebagai bekal di puncak bukit nantinya (pengelola memang mantap deh), ga rugi rasanya cape-cape naik gunung disini.
Jangan lupa bawa kamera, hape aja juga
bisa, hanya bagi saya kurang lengkap kalo tidak memoto indahnya langit
berbintang di saat bulan tidak terang. Jangan lupa bahagia, agar
imunitas meningkat, semoga sehat terus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar