Catatan Ringan. Sejak bulan Maret 2016 mulai diberlakukan di beberapa kota besar di Indonesia, setiap belanja di supermarket harus dikenakan biaya pergantian kantongan plastik (kresek) Rp 200,- (dua ratus rupiah) yang sebelumnya gratis. Tujuan dari kebijakan pemerintah ini adalah untuk mengurangi banyaknya sampah plastik yang memerlukan waktu lama baru bisa terurai di dalam tanah.
Ada beberapa hal yang membuat kepala ini dipenuhi tanda tanya besar:
- Bagi orang-orang yang biasa belanja di super market, uang receh Rp 200,- hampir-hampir tidak ada harganya, bayangkanlah kalau saat kita memakai baju atau celana ternyata ada terselip uang receh tersebut, apakah akan kita simpan untuk dibelanjakan lagi nantinya atau kita simpan untuk disedekahkan karena kita ga memerlukannya? Jadi harga Rp 200,- tersebut rasanya tidak akan merubah kebiasan pembeli dari memakai kantongan plastik kresek dengan membawa bakul atau tas sendiri ke supermarket. Sebuah kebijakan yang sangat tidak efektif.
- Hasil penguimpulan uang receh pengganti harga kantongan plastik tersebut akan digunakan untuk hal yang bersifat positif lainnya oleh pemerintah, menimbulkan ketakunan akankah menjadi lahan korupsi dan penyelewengan bagi oknum tertentu, semoga tidak terjadi.
- Coba kita perhatikan di warung-warung atau supermarket, hampir semua kemasan makanan dan bahan makanan serta apapun yang berbungkus hampir semuanya dibungkus dengan plastik. Plastik sudah merambah kesegala produk, baik pembungkus maupun sebagai bahan utamanya, lalu kenapa cuma kantong kresek aja yang jadi sasaran kesalahan yang menyebabkan banyaknya sampah plastik. Sebuah pilihan yang membingungkan, atau salah sasaran? Bisakah kita sehari saja tidak menggunakan barang dengan bahan plastik?
- Dulu pernah ada wacana yang pernah saya dengar, kalau belanja di supermarket lebih baik menggunakan kantongan kertas dari pada kantongan plastik karena sampah kertas lebih ramah lingkungan dan cepat terurainya. Ternyata banyaknya penggunaan kertas memicu lebih banyak penebangan pohon sebagai bahan bakunya, dimana penebangan liarnya melebihi banyaknya penebangan hutan yang legal. Artinya plastik saat ini adalah piloihan yang sangat masuk akal seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan sejalan dengan bahan yang tersedia di muka bumi ini. Apakah kita bisa menghindari penggunaan plastik saat ini? Lihatlah perabot dan barang elektronik yang terpajang di rumah kita, adakah yang terbebas dari bahan plastik? Ini zaman plastik bro.
- Harusnya pemerintah lewat ilmuwan peneliti lebih fokus kepada bagaimana mencari jalan untuk mendaur ulang sampah plastik, menjadi produk baru atau menjadi bahan organik yang bisa berguna bagi kesuburan tanah, semoga ada jalan keluarnya.
- Setidaknya yang harus kita lakukan adalah mulai sekarang, mulai dari diri masing-masing buanglah sampah (terutama plastik) pada tempatnya sehingga mudah didaur ulang. Setiap kebaikan pasti akan pasti memberikan kebaikan pada pelakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar