Catatan Ringan. Suatu kali saya pernah berdiskusi dengan seorang teman yang kebetulan juga seorang blogger. Topik pembeicaraan ga fokus (seperti juga tema blog ini, agak gado-gado). Salah satu yang kami diskusikan adalah pendapat seseorang yang mengatakan salah satu kelemahan kebanyakan umat Islam adalah apabila sudah mendapat rezeki, bersyukur, lalu tidak berusaha keras lagi (mandeg), sementara yang lain setelah bersyukur, masih berjuang untuk menggapai rezeki lainnya. Saya tidak sependapat denga pernyataan tersebut.
Menurut saya golongan pertama bukan termasuk kelompok yang bersyukur, karena syukurnya hanya terucap di mulut, entah di hati dan tidak ditunjjukkan pada perbuatan. Syukur adanya di dalam hati seseorang yang sudah mendapat rezeki (atau yakin akan mendapat rezeki) dan harus dibuktikan dengan perbuatan, antara lain maikin giat bekerja, makin giat ber ibadah, makin giat membagi rezeki yang didapat untuk kebahagiaan sesama.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7).
Semua orang pasti mendapat rezeki, tapi hanya orang yang bersyukur yang mendapatkan nikmatnya. Sekecil apappun rezeki yang kita dapat bila kita bersyukur maka nikmat yang bertambah, walaupun rezeki berikutnya lebih kecil, tapi kalau nikmatnya yang yang bertambah banyak, itulah sebuah berkah. Dan yang harus juga kita perhatikan bahwa tanpa syukur maka siap-siap menerima azab seperti yang dijanjikan Allah dalam QS. Ibrahim ayat 7 di atas
Mari kita tunjukkan dalam setiap rezeki-Nya teriring nikmat yang besar, maksudnya ayo kita bersyukur dengan hati, lisan dan perbuatan… IMHO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar