Catatan Ringan. Hampir semua orang sudah tak asing dengan kata “bonsai”, tapi hanya sedikit yang mengerti apa itu bonsai. Bila kita mendengar kata bonsai, yang terbayang adalah sesuatu yang kerdil, bahkan tidak sedikit orang mengistilahkan kata bonsai sebagai kata kerdil. Begitu juga banyak penggemar dan pedagang bonsai yang mengerdilkan tanaman dengan maksud menjadikannya tanaman bonsai, tanpa mengetahui kriteria bonsai yang sebenarnya. Akibatnya banyak bakalan (bahan dasar) bonsai yang sebenarnya memiliki potensi bagus menjadi kurang bernilai (seni) karena perlakuan dan perawatan yang terlanjur salah.
Bonsai berasal dari China, dan dikembangkan oleh jepang. Bonsai dalam bahasa Jepang secara harfiah berarti tanaman dalam pot, oleh karenanya setiap bonsai selalu ditanam dalam pot, tetapi tidak semua tanaman dalam bisa pot disebut bonsai. Ada tiga kretiria bonsai yang paling mendasar dan mutlak dipenuhi yaitu ukuran, bentuk dan umur.
Ukuran bonsai adalah kerdil atau relatif kecil, dengan tinggi antara 5 cm sampai degan 150 cm. Bonsai setinggi 150 cm dapat dikatakan kerdil apabila tanaman sejenisnya yang tumbuh di alam bebas bisa mencapai belasan atau puluhan meter, seperti beringin atau asam jawa, tetapi ”bonsai” setinggi 30 cm tidak bisa dikatakan kerdil apabila tanaman sejenisnya yang tumbuh normal di alam bebas hanya bisa mencapai tinggi maksimal 1,5 m, seperti soka atau tanaman semak lainnya. Untuk memenuhi kriteria ukuran tersebut harus dilakukan pengerdilan yang antara lain memotong ujung batang/pucuk, ditanam pada media yang terbatas (dalam pot kecil), pemangkasan akar secara berkala, terus menerus membuang tunas yang baru tumbuh (bud nipping) dan diletakkan pada tempat yang mendapat cahaya matakari penuh.
Bentuk bonsai harus indah dan wajar (alami), harus mengacu pada bentuk tanaman sejenisnya yang tumbuh di alam bebas. Pada umumnya tajuk bonsai berbentuk segi tiga asimetris. Antara batang, cabang dan ranting ada keseimbangan pertumbuhan sehingga enak dipandang.
Ada lima gaya dasar bonsai yaitu tegak lurus (chokkan), tegak berliku (tachiki), miring (shakan), setengah menggantung (hankengai) dan menggantung (kengai). Bonsai memiliki sisi depan dan belakang. Sisi depan harus dapat memperlihatkan keindahan semua bagian dari bonsai yang bersangkutan, mulai dari akar, batang, dahan, ranting dan daun. Hal ini perlu diperhatikan sehingga bonsai tidak ditempatkan membelakangi orang yang melihatnya. Bonsai yang baik bukan cuma miniatur pohon dengan daun yang rimbun, tetapi harus bisa tampil telanjang, bukan bugil, tampil tanpa daun sehingga nampak jelas susunan batang, cabang, ranting dan subranting dengan penyebaran yang teratur, indah, alami dan harmonis. Untuk menyempurnakan bentuk bonsai diperlukan training, meliputi pengawatan (wiring), pemangkasan bagian batang, cabang dan ranting yang tidak diperlukan (prunning), membuang tunas dan daun baru yang tidak diperlukan agar tetap rapi (trimming) dan penyempurnaan bentuk pohon (koreksi). Karena bonsai adalah makhluk hidup, maka bonsai sering dikatakan sebagai karya seni yang belum selesai, karenanya bonsai akan terus memerlukan training sepanjang hidupnya.
Umur bonsai harus tua atau tampak tua. Bisa saja umur bonsai cuma belasan tahun, tapi bisa nampak berumur ratusan tahun, hal ini dimungkinkan dengan penuaaan (ageing). Cara penuaan antara lain dengan memaksa dahan dan ranting tumbuh mendatar atau agak menurun, akar-akar pada pangkal batang ditonjolkan agar nampak menjalar di permukaan tanah, mematikan sebagian batang/cabang (jin) atau membuat lubang/rongga pada batang (uro) agar nampak seperti pohon tua yang sebagian batang/canagnya sudah mati dan lapuk karena usia.
Semua kegiatan pada pengerdilan, training dan penuaan harus dilakukan dengan cara dan teknis yang benar agar bonsai tidak menjadi rusak bahkan mati karena kesalahan tersebut. Pengerdilan, training dan penuaan memerlukan waktu yang lama, bahkan hasil yang diharapkan pada ketiga kegiatan tersebut belum tentu nampak dalam waktu dua atau tiga bulan, oleh karenanya diperlukan kesabaran, ketekunan dan sedikit rasa seni agar tercipta bonsai yang benar-benar bonsai.
Memelihara banyak bonsai jauh lebih baik dari pada memelihara satu atau dua bonsai, karena dapat mengurangi rasa bosan waktu menunggu hasil yang diharapkan.
Jenis Tanaman
Tidak semua jenis tanaman dapat dijadikan bonsai, taaman yang cocok adalah yang memenuhi syarat :
1. Dapat hidup pada tempat dengan media terbatas (pot kecil).
2. Berumur panjang, puluhan bahkan ratusan tahun.
3. Pertumbuhannya lambat sehingga tidak cepat berubah.
4. Berdaun kecil, rimbun dan tidak mudah rontok.
5. Batang lebih cepat membesar dan tidak cepat meninggi.
6. Secara alami sudah memiliki bentuk yang indah.
7. Tahan dan mudah ditraining.
8. Merupakan tanaman berkayu (berbatang keras).
Selain syarat-syarat tersebut, ada beberapa jenis pohon yang memiliki kelebihan sebagai bakal bonsai seperti :
1. Memiliki akar tunjang (sulur), seperti beringin.
2. Memiliki permukaan kulit (tekstur) menarik seperti pinus dan asam jawa.
3. Memiliki bentuk batang yang berliku, indah secara artistik-dekoratif seperti cemara udang.
4. Memiliki buah kecil yang berwarna warni seperti murbai, jeruk kingkit dan kemuning.
5. Memiliki bunga yang indah.
Media Tanam dan Pot
Secara umum media tanam bonsai adalah campuran pasir, tanah dan humus dengan perbandingan sama (1:1:1). Untuk tanaman tertentu yang memerlukan komposisi berbeda bisa disesuaikan, misalkan untuk jenis cemara (Juniperus) memerlukan 3 bagian pasir dan 2 bagian humus.
Pot merupakan bagian penting dari bonsai, harus ada kesesuaian ukuran, bentuk dan warna pot dengan bonsainya. Untuk bonsai bergaya tegak lurus dan tegak berliku cocok dengan pot dangkal berbentuk bulat atau persegi panjang. Untuk bonsai bergaya miring cocok dengan pot dangkal berbentuk persegi panjang atau oval. Untuk pot dangkal, tinggi pot kurang lebih sama dengan diameter pangkal batang bonsainya. Untuk bonsai bergaya setengah menggantung dan menggantung cocok dengan pot tinggi berbentuk bulat atau persegi.
Perawatan
Seperti tanaman pada umumnya bonsai memerlukan perawatan meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, pergantian media tanam dan pergantian pot. Karena media tanam terbatas, maka unsur hara untuk bonsai harus dipenuhi dengan pemberian pupuk. Bila menggunakan pupuk anorganik, sebaiknya pakai pupuk lengkap berbentuk tablet (slow release) seperti Dekaform, agar terhindar dari kelebihan dosis yang bisa berakibat kematian bonsai atau menggunakan pupuk daun seperti Gandasil dengan dosis setengah dari anjuran di kemasannya.
Apabila media sudah mengeras, akar banyak melingkar di sepanjang pinggir pot dan pertumbuhan bonsai melambat, maka diperlukan pergantian media tanam bersamaan dengan pemangkasan akar. Setiap pemangkasan akar harus diimbangi dengan pemangkasan daun agar penyerapan air oleh akar berimbang dengan penguapan air lewat daun.
Dengan perawatan yang benar dan teratur serta training yang berkesinambungan, maka terciptanya bonsai yang baik dan bernilai tinggi bukanlah suatu yang mustahil, bonsai akan berumur panjang, bahkan bisa lebih panjang dari umur pemiliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar